kelompok sosial

RINGKASAN MATERI

SOSIOLOGI

KELAS XI IPS SEMESTER II


KELOMPOK SOSIAL

  1. Pengertian

  1. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt mengartikan kelompok sosial sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi

  2. SoerjonoSoekanto, berpendapat bahwa kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan diantara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.

  3. Robert K. Merton mendefinisikan kelompok sosial sebagai sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai pola yang mapan.

  4. Mac Iver & Charles H. Page berpendapat bahwa kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, hubungan antarmanusia dalam himpunan bersifat saling memepengaruhi dengan kesadaran untuk saling menolong

  5. Giddens mendefinisikan kelompok sosial sebagai sejumlah orang yang berinteraksi satu sama lain secara teratur.

  6. Hendro Puspito menyatakan kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peranan-perannnya secara berkaitan guna mencapai tujuan.

  7. Jhonson berpendapat bahwa kelompok sosial adalah dua atau tiga orang lebih yang saling berinteraksi dengan cara-cara yang terpola, dan dikendalikan sebagai sebuah kelompok oleh mereka sendiri dan orang lain.

  8. Mayor Polak menyatakan bahwa kelompok sosial adalah sejumlah orang yang saling berhubungan dalam sebuah struktur.

  9. Roucek dan Warren mendefinisikan kelompok sosial adalah interaksi antara mereka sebagai anggota-anggota satu kesatuan.

  10. Wila Huky berpendapat bahwa kelompok sosial merupakan suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan saling berkomunikasi.


  1. Ciri-ciri Kelompok sosial

  1. Merupakan kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia lain.

  2. Memiliki struktur sosial yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.

  3. Memiliki norma-noma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya.

  4. Memiliki kepentingan bersama.

  5. Adanya interaksi, interrelasi dan komunikasi diantara para anggotanya.

  1. Syarat kelompok sosial menurut Soerjono Soekanto

  1. Hubungan timbal balik antar anggota

  2. Kesadaaran anggota sebagai kelompok

  3. Adanya struktur, kaidah dan pola perilaku.

  4. Faktor pengikat diantara anggotanya yang menjadi satu kelompok

  5. Bersistem dan berproses

  1. 3 kriteria kelompok sosial menurut Robert K. Merton :

  1. Adanya pola interaksi

  2. Pihak yang berinteraksi mendefinisikan sebagai anggota kelompok.

  3. Pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok

  1. Dasar pembentukan kelompok sosial

  • Faktor kepentingan yang sama (common interest)

Misalnya: kelompok arisan, seniman.

  • Faktor darah dan keturunan yang sama (common ancestry).

Misalnya keluarga besar keraton yogyakarta.

  • Faktor Geografis

Kelompok sosial yang dibentuk berdasarkan kesamaan letak geografis, misalnya kelompok nelayan pesisir selatan.

  • Faktor daerahasal yang sama

Misalnya kelompok CPP (Cah Purworejo Perantauan) merupakan kelompok sosial yang dibentuk berdasarkan asal tempat sama.

  1. Klasifikasi kelompok sosial

  1. Cara terbentuknya

  1. Kelompok semu

Ciri kelompok semu:

  • Tanpa rencana dan terbentuknya secara spontan

  • Tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu

  • Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus-menerus

  • Tidak ada kesadaran berkelompok

  • Kehadirannya tidak konstan

Yang tergolong dalam kelompok semu adalah:

  • Kerumunan (crowds)

Bentuk-bentuk kerumunan:

  • Formal audience / khalayak penonton / pendengar resmi: mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan tetapi sifatnya sangat pasif. Contoh : penonton boiskop, hadirin suatu khotbah

  • Planned expressive group : kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian tetapi mempunyai persamaan tujuan serta kepuasan yang dihasilkan. Contoh : orang yang berdansa, berpesta dan berekreasi.

  • Inconvenient causal crowds: kerumunan yang bersifat terlalu sementara yang ingin mempergunakan fasilitas-fasilitas sama. Contoh : orang antri karcis, orang yang menunggu bis.

  • Panic causal crowds / kerumunan panik: orang-orang dalam keadaan panik yang sedang berusaha menyelamatkan dari suatu bahaya. Contoh: kumpulan orang yang berteduh karena hujan.

  • Spectator causal crowds / kerumunan penonton: terjadi karena orang-orang ingin melihat suatu peristiwa tertentu, hampir sama dengan khalayak penonton tetapi kerumunan penonton tanpa direncanakan.

  • Acting lawless crowds / acting mob / kerumunan emosional: mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma- norma social

  • Immoral lawless crowds / kerumunan tak bermoral: segala tindakannya berlawanan dengan norma-norma pergaulan hidup.

  • Massa

Ciri-ciri masa adalah:

  • Terdiri dari orang-orang dalam segala lapangan dan tingkatan sosial

  • Anonim dan heterogen

  • Tidak terdapat interaksi dan interelasi

  • Tidak mampu bertindak secara teratur

  • Adanya sikap yang kurang kritis, gampang percaya pada pihak lain, amat sugestible (mudah dipengaruhi)

  • Publik

Ciri-ciri publik:

  • Kelompok yang tidak teratur

  • Interaksi secara tidak langsung melalui media massa

  • Perilaku publik didasarkan pada perilaku individu

  • Anonim dan terdiri atas berbagai lapisan masyarakat

  • Mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah

  • Minat yang sama tersebut belum tentu mempunyai opini atau pendapat yang sama terhadap suatu masalah

  • Berusaha menguasai masalah tsb

  • Adanya kecenderungan mereka berfikir rasional


  • Genk

Ciri-ciri genk adalah:

  • Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain.(menyebabkan interaksi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama)

  • Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain (akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat)

  • Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing.

  • Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengaturinteraksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

  1. Kelompok nyata

  1. Statistical Group (Kelompok Statistik)

Ciri-ciri kelompok statistik

  • Tidak direncanakan, tidak disengaja, tidak berarti sangat mendadak / spontan tetapi sudah terbentuk dengan sendirinya

  • Tidak terhimpun dan tidak terorganisir dalam wadah tertentu

  • Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus-menerus

  • Tidak ada kesadaran berkelompok

  • Kehadirannya konstan

  1. Societal Group (Kelompok Sosieta)

Ciri-ciri kelompok sosieta

  • Tidak direncanakan, tidak sengaja, terbentuk dengan sendirinya

  • Kemungkinan terhimpun dalam suatu wadah tertentu

  • Kemungkinan terjadi interaksi, interrelasi, atau komunikasi

  • Kemungkinan terjadi kesadaran kelompok

  • Kehadirannya konstan

  1. Social Group (Kelompok Sosial)

Sering disamakan dengan masyarakat dalam arti khusus. Terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama, seperti tempat tinggal, pekerjaan yang sama, kedudukan yang sama, atau kegemaran yang sama. Memiliki anggota yang berinteraksi dan melakukan komunikasi secara terus menerus. Contoh: tetangga, teman

  1. Associational Group (Kelompok Assosiasi)

Ciri-ciri kelompok asosiasi:

  • Direncanakan atau sengaja dibentuk

  • Terorganisir secara nyata dalam suatu wadah

  • Ada interaksi dan interrelasi serta komunikasi secara terus-menerus

  • Adanya kesadaran kelompok yang kuat

  • Kehadirannya konstan

Contoh: dalam lembaga pendidikan, kesatuang angkatan bersenjata

  1. Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antaranggota

Menurut Ferdinand Tonnies:

  1. Gemeinschaft (Paguyuban)

Kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal.

Ciri gemeinschaft:

  • Adanya hubungan perasaan kasih sayang

  • Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan

  • Tidak suka menonjolkan diri

  • Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif

  • Terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota

  • Hubungan antaranggota bersifat informal

Bentuk gemeinschaft:

  • Gemeinschaft by blood (ikatan darah) Contoh : keluarga , kelompok kekerabatan.

  • Gemeinschaft of place (tempat).Contoh : Rukun Tetangga, Rukun Warga.

  • Gemeinschaft of mind (dasar ideologi): terdiri dari individu yang memiliki jiwa dan pikiran yang sama karena ideologi yang sama.

  1. Gesselscaft (Patembayan)

Ikatan lahir yang bersifat pokok untuk waktu yang yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan bersifat sebagai suatu bentuk pikiran belaka.

Ciri-ciri gesselshaft :

  • Hubungan biasanya berdasarkan hubungan ekonomi

  • Memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal

  • Memperhitungkan nilai guna (utilitarian)

  • Lebih didasarkan pada kenyataan sosial

Jika ditabelkan maka perbedaan tersebut akan telihat:

Gemeinschaft (Paguyuban)

Gesselschaft (Patembayan)

Personal

Impersonal

Informal

Formal, kontraktul

Tradisional

Utilitarian

Sentimental

Realistis, “ketat”

Umum

Kusus

  1. Klasifikasi kelompok sosial menurut pencapaian tujuan

  1. Kelompok formal : memiliki peraturan tegas dan sengaja dibuat oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antaranggotanya.

Cirinya:

  • Jumlahnya relatif besar

  • Aturan tertulis

  • Bersifat resmi

  • Hubungan antar anggota renggang tidak saling kenal

  1. Kelompok informal : terbenhtuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan merasa memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.

Cirinya:

  • Jumlah relatif kecil

  • Aturan tidak tertulis

  • Bersifat tidak resmi

  • Hubungan antar anggota rapat dan saling mengenal

  1. Klasifikasi menurut pendapat Merton

  1. Membership group

Merupakan kelompok social yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut

  1. Reference group

Kelompok social yang menjadi acuan bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan.

  1. Klasifikasi menurut pendapat Merton

  1. Membership group

Merupakan kelompok social yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut

  1. Reference group

Kelompok social yang menjadi acuan bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan.

  1. Menurut sudut pandang individu

  1. In-group

  • Kelompok sosial yang mengidentifikasikan dirinya dengan kelompoknya.

  • Hubungan sesama anggota in-group adalah persahabatan, kerjasama, keteraturan, kerbersamaan, tolong menonolong dan kedamaian.

  1. Out-group

  • Adapun orang-orang yang berada di luar kelompoknya itu disebut individu tersebut out-group

  • Adapaun hubungan anggpta in-group dengan orang yang dianggap out-group biasanya muncul kebencian, merasa asing, bahkan dapat menimbulkan permusuhan/peperangan.

  1. Klasifikasi menurut kualitas hubungan antar anggota


  1. Kelompok primer

Suatu kelompok yang hubungan antar anggota saling mengenal dan bersifat informal.

ciri-ciri

  • kenal-mengenal dekat antar anggotanya

  • kerjasama yang erat

  • Hubungan bersifat pribadi

  • Kelompok ini cara berinteraksi dan berkomunikasinya secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara

  • Mempunyai tujuan yang sama.

Misalnya:keluarga, RT, kawan sepermainan, dan lain-lain.

  1. Kelompok sekunder

suatu kelompok yang hubung antaranggotanya

  • bersifat formal

  • impersonal

  • Didasarkan pada asas manfaat

  • Interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan.

  • Hubungan ini biasanya bersifat obyektif.

Misalnya:partai politik , serikat kerja dan lain-lain

  1. Klasifikasi menurut Emile Durkeim

  1. Solidaritas Mekanik

Relatif berdiri sendiri (tidak bergantung pada orang lain) dalam keefisienan kerja

Terjadi di Masyarakat Sederhana

Ciri dari Masyarakat Tradisional (Pedesaan)

Kerja tidak terorganisir

Beban lebih berat

Tidak bergantung dengan orang lain

Hukum yang berlaku bersifat pidana

  1. Solidaritas Organik

Saling Keterkaitan dan mempengaruhi dalam keefisienan kerja

Dilangsungkan oleh Masyarakat yang kompleks

Ciri dari Masyarakat Modern (Perkotaan)

Kerja terorganisir dengan baik

Beban ringan

Banyak saling bergantungan dengan yang lain

Hukum yang berlaku bersifat perdata

  1. Klasifikasi menurut Soerjono Soekanto

  1. Berdasarkan besar kecilnya anggota kelompok

  2. Berdasarkan derajat interaksi dalam kelompok

  3. Berdasarkan kepentingan dan wilayah

  4. Berdasarkan kelangsungan kepentingan

  5. Berdasarkan derajad organisasi

  1. Dimensi Hubungan Antar Kelompok Sosial

  1. Sejarah

  2. Institusi

  3. Sikap

  4. Gerakan sosial

  1. Pola Hubungan Antar kelompok Sosial

  1. Akulturasi

  2. Dominasi

Menurut Konblum, ada 5 bentuk dominasi:

  • Genosida

  • Pengusiran

  • Perbudakan

  • Segregasi

  • Asimilasi

  1. Paternalisme

  2. Integrasi

  3. Pluralisme


DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL

  1. Pengertian

  • Soerjono Soekanto mendefinisikan kelompok sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam kelompok, baik akibat pengaruh situasi, akibat konflik di dalam kelompok, maupun pengaruh dari luar. Ketiga sebab tersebut memungkinkan terjadinya perubahan dalam suatu kelompok sosial, baik semakin berkembang, statis ataupun terpecah belah dan bubar.

  • Floyd D. Dinamika kelompok sosial merupakan analisa hubungan kelompok-kelompok sosial dimana tingkah laku dalam kelompok adalah hasil interaksi yang dinamis antara individu-individu dalam situasi sosial tertentu.

  1. Aspek Dinamika Kelompok Sosial Menurut Ruth Benedict

  • Kohesi/persatuan

Dalam kohesi akan terlihat tingkah laku para anggota dalam suatu kelompok, seperti proses pengelompokan, intensitas hubungan anggota, arah pilihan dan nilai-nilai dalam kelompok.

  • Motif/ Dorongan

Berkisar pada perhatian anggota terhadap kehidupan kelompok, seperti kesatuan kelompok, tujuan kelompok dan orientasi diri terhadap kelompok

  • Struktur

Terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan antaranggota dan pemberian tugas.

  • Pimpinan

Terlihat pada bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan dan sistem kepemimpinan.

  • Perkembangan kelompok

Perkembangan kelompok itu dapat berujud perkembangan dalam arti maju, statis maupun kemunduran/pecah.

  1. Faktor Pendorong Dinamika Kelompok sosial

Dalam (intern) Kelompok

Luar (ekstern) Kelompok

Konflik antar anggota

Perubahan situasi sosial

Perbedaan kepentingan

Perubahan situasi ekonomi

Perbedaan paham

Perubahan situasi politik

  1. Faktor Perkembanga Kelompok Sosial

  • Perluasan tujuan kelompok

  • Pergantian tujuan kelompok

  • Persaingan/ konflik dalam suatu kelompok

  • Perubahan keanggotaan

  • Perubahan struktur kepemimpinan

  • Konflik dengan kelompok lain

  • Perubahan lingkungan dimana kelompok sosial itu berada

  1. Empat kecenderungan individu melakukan interaksi sosial dengan individu lain menurut Peter Blau

  • Kelompok yang besar akan cenderung berorientasi ke dalam

  • Kelompok heterogen akan cenderung berorientasi ke luar

  • Kesejajaran sosial akan cenderung mendukung terjadinya kontak

  • Lingkungan fisik akan memperlancar lingkungan sosial.

  1. Perkembangan kelompok sosial pada masyarakat Indonesia

  1. Kelompok ras

  2. Suku bangsa

  3. Perbedaan agama

  4. Perbedaan gender

  5. Perbedaan Bahasa

  1. Proses perkembangan kelompok sosial

  1. Kelompok kekerabatan

Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyakat. Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang belum menikah. Dari keluarga inti berkembang menjadi keluarga besar yang lazim disebut kelompok kekerabatan. Dalam kelompok kekerabatan terdapat hubungan darah atau hubungan persaudaran. Dari kelompok kekerabatan inilah merupakan cikal bakal tumbuh kembangnya masyarakat.


  1. Kelompok Volunter

Terdiri dari orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama, tetapi tidak mendapatkan perhatian dari masyarakat yang semakin luas daya jangkauannya. Kelompok volunter tersebut memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya secara mandiri tanpa mengganggu kepentingan masyarakat umum. Kelompok volunter dapat berkembang menjadi kelompok yang mantap karena diakui masyarakat umum. Contohnya KIPP (Komite Independen Pemantau Pemilu), kelompok relawan, Kelompok pecinta alam.

  1. Kelompok Okupasional

Ketika masyarakat semakin maju, spesialisasi dikembangkan secara ilmiah melalui lembaga-lembaga pendidikan tertentu sehingga menghasilkan orang-orang yang ahli dalam ilmu-ilmu tertentu. Oleh karena itu muncullah kelompok-kelompok profesi (kelompok okupasional) terdiri dari kalangan profesional yang memiliki etika profesi.

  1. Masyarakat Desa (Rural Community)

Biasanya memiliki pencaharian sebagai petani. Sistem kehidupannya biasanya berkelompok berdasarkan kekeluargaan, serta memiliki hubungan yang erat serta mendalam di antara anggotanya. Perubahan pada masyarakat pedesaan sulit dilakukan karena pola pikir masyarakatnya, terutama pola pikir generasi tua yang masih didasarkan tradisi. Disamping itu kurangnya proses pemerataan pembangunan dan informasi sering kali menimbulkan kondisi yang kontras antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan

  1. Masyarakat Kota (Urban Comunity)

Merupakan kelompok sosial yang mendiami wilayah yang luas, sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian di sektor industri, jasa dan perdagangan. Keanggotaan masyarakat kota tidak saling mengenal, lebih terikat kontrak dan mulai meninggalkan tradisi. Masyarakatnya mempunyai tatanan nilai yang heterogen, terdiri dari berbagai suku, agama, adat istiadat, menjalankan fungsi pusat adaministrasi dan pusat komersial bahkan pusat konsentrasi kegiatan yang menjadi indikator modernisasi.

  • Penyebab Masyarakat Kota bersifat dinamis

  1. Pendidikan (dengan pendidikan baik formal/nonformal menjadikan masyarakat kota lebih siap untuk bersaing, stratifikasi masyarakat kota lebih didasarkan pada keahlian yang diperoleh dari pendidikan)

  2. Urbanisasi (menyebabkan semakin padatnya kota, sehingga muncul overpopulation, yang berdampak pada meningkatnya pengangguran, kriminalitas dan gelandangan)

  3. Komunikasi (komunikasi yang cepat melalui berbagai media memberikan berbagai informasi yang dapat mendorong perkembangan dan perubahan masyarakat kota)

  4. Industrialisasi dan mekanisasi (menyebabkan masyarakat kota bergantung kepada mesin-mesin yang meringankan perkejaan, pekerjaan yang semula dilakukan manusia kini bisa digantikan dengan mesin, sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat. Hal ini menimbulkan ketergantungan terhadap mesin-mesin dan menyebabkan sikap manja).

  • Perkembangan Masyarakt Kota dalam Berbagai Aspek

  1. Ekonomi

  2. Politik

  3. Sosial

  4. Budaya

  • Urbanisasi

Perpindahan masyarakat dari desa ke kota

  1. Faktor pendorong urbanisasi (dari desa)

  • Sempitnya lapangan pekerjaan di desa

  • Memperbaiki taraf hidup dan melepaskan diri dari tradisi

  • Kesempatan menambah ilmu

  • Sarana dan prasarana di desa yang masih serba teringgal

  1. Faktor penarik urbanisasi (dari kota)

  • Kota merupakan pusat perekonomian, administrasi dan industri

  • Kota menghimpun modal usaha yang lebih besar dan terkonsentrasi, baik dalam bidang transportasi, perkantoran, perdagangan, maupun bidang jasa

  • Peluang yang tidak terbatas untuk mengembangkan jiwa dan potensi manusia

  • Peluang lapangan pekerjaan lebih banyak dampak dari industrialisasi.

  • Dampak perkembangan masyarakat kota

  1. Positif

  • Tingkat pendidikan lebih merata

  • Komunikasi dan informasi lebih cepat dan mudah

  • Profesionalitas lebih terjaga

  • Pembangunan dalam berbagai bidang lebih terjamin

  1. Negatif

  • Munculnya sikap individualis

  • Memudarnya nilai kebersamaan

  • Munculnya sikap tidak mempercayai pihak lain

  • Memudarnya terhadap budaya lokal dan budaya nasional, terutama pada generasi muda.


MASYARAKAT MULTIKULTURAL

  1. Pengertian Multikulturalisme

  • Azyumardi Azsra

Multikulturalisme adalah pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan yang menekankan penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam kesadaran politik.

  • Lawrence Blum

Multikulturalisme mencakup pemahaman, penghargaan, serta penilaian atas budaya seseorang, serta suatu penghormatan dan keinginan tentang budaya etnis orang lain.

  • fay, Jari dan Jary, Watson

Multikulturalisme adalah sebuah ideologi, yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajadan baik secara individual maupun secara kebudayaan.

  • M. Atho’ Muzhar

Multikulturalisme mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan, dan tindakan oleh masyarakat suatu negara, yang majemuk dari segi etnis, budaya, agama dan sebagainya, namun mempunyai cita-cita untuk mengembangkan semangat kebangsaan yang sama dan mempunyai kebanggaan untuk mempertahankan kemajemukan tersebut.

  1. Pengertian Masyarakat Multikultural

Masyarakat multikultural lebih merujuk kepada kesetaraan atau kesederajadan yang ada dalam sebuah masyarakat. Dalam masyarakat multikultural perbedaan kelompok sosial, kebudayaan dan suku bangsa dijunjung tinggi.

  1. Pengertian Masyarakat majemuk

  • J.S Furnivall

Masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam kesatuan politik.

  • J. Nasikun

Suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara struktural memiliki sub-subkebudayaan yang bersifat deverse (bermacam-macam) yang ditandai kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari kesatuan-kesatuan sosial, serta sering munculnya konflik-konflik sosial.

  • Clifford Geertz

Masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang tebagi dalam sub-subsistem yang kurang lebih berdiri sendiri dan masing-masing subsistem terikat oleh ikatan-ikatan primordial.

  1. Karakteristik/ ciri-ciri Masyarakat Multikultural

  1. Secara umum masyarakat multikultural mempunyai karakteristik sebagai:

  1. Sarat Kemajemukan.

  2. Konflik yang muncul sebagai dampak kemajemukan, transformasi dan reformasi sosial dapat dikelola secara cerdas.

  3. Berpegang teguh pada nilai toleransi.

  4. Masyarakat yang bermoral, demokratis dan mengembangkan empati terhadap satu sama lain.

  5. Mampu menghargai diri sendiri dan orang lain dengan latar belakang berbeda.

  6. Proses pembelajaran nilai, pengetahuan, dan keterampilan hidup dalam masyarakat yang multikultural berlangsung sebagai bagian dari keseharian anggota masyarakat.


  1. Karakteristik masyarakat multikultural menurut Van Den Berge

  1. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang sering kali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu sama lain.

  2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer.

  3. Kurang mengembangkan konsensus diantara anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.

  4. Relatif sering terjadi konflik antara kelompok yang ada.

  5. Secara relatif integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling bergantung di bidang ekonomi.

  6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya

  1. Karakteristik masyarakat multikultural menurut Nasikun

  1. Adanya sub-subkebudayaan yang bersifat saling terpisah

  2. Kurang berkembangnya sistem nilai bersama/konsensus

  3. Berkembangnya sistem nilai masing-masing kelompok sosial yang dianut secara relatif rigid dan murni.

  4. Sering muncul konflik sosial (kurangnya integrasi)

  5. Jenis-jenis multikulturalisme

  • Multikulturalisme isolasionis, mengacu pada masyarakat dimana berbagai kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang hanya minimal satu sama lain.

  • Multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang memiliki kultur dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultur kaum minoritas. Masyarakat ini merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural, dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan meraka. Begitupun sebaliknya, kaum minoritas tidak menantang kultur dominan. Multikulturalisme ini diterapkan di beberapa negara Eropa.

  • Multikulturalisme otonomis, masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kutural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima. Perhatian pokok-pokok kultural ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat dimana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar.

  • Multikulturalisme kritikal atau interaktif, yakni masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu terfokus (concern) dengan kehidupan kultural otonom; tetapi lebih membentuk penciptaan kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif distingtif mereka.

  • Multikulturalisme kosmopolitan, berusaha menghapus batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu dan, sebaliknya, secara bebas terlibat dalam percobaan-percobaan interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing.

  1. Tipe-tipe masyarakat multikultural

  1. kompetisi seimbang : kelompok-kelompok yang ada mempunyai kekuasaan yang seimbang.

  2. mayoritas dominan : kelompok terbesar mendominasi.

  3. minoritas dominan : kelompok kecil yang mendominasi.

  4. fragmentasi : masyarakat terdiri dari banyak kelompok yang kecil, tidak ada yang mendominasi.

  1. Faktor Penyebab timbulnya multikulturalisme

  1. Kedaan geografis (sehingga masyarakatnya terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya dan tradisi)

  2. Pengaruh budaya asing (berakibat beraneka ragamnya agama dan kebudayaan)

  3. Kondisi iklim yang berbeda (Menyebabkan profesi, pekerjaan, dan tata cara hidup yang berbeda-beda)

  4. Integrasi Nasional yang Berasal dari Kelompok Suku Bangsa yang Beraneka Ragam

  1. Hambatan dalam menjunjung multikulturalisme

  1. Menganggap budaya sendiri paling baik.

  2. Pertentangan antara budaya barat dan budaya timur.

  3. Pluralisme dianggap sebagai suatu yang eksotis.

  4. Pandangan Paternalistik.

  5. Mencari apa yang disebut Indigeonous Culture (sesuatu yang dianggap asli)

  6. Pandangan negatif penduduk asli terhadap orang asing yang dapat berbicara mengenai kebudayaan penduduk asli.

  1. Konsekuensi masyarakat multikultural (Menurut Idianto Muin, Erlangga 2006)

  1. Interseksi adalah persilangan keanggotaan masyarakat.

Contoh interseksi sosial :

http://1.bp.blogspot.com/-WN9aRFeYCJo/TdePmW7wiFI/AAAAAAAAAdc/W0aGIu_WHZ0/s1600/interseksi.jpg

Keterangan :

A :SukuJawa I : Islam

B :SukuMinang II : Kristen

Penjelasan :

Si A dan B, berbeda suku bangsa tapi sama agamanya.

Contoh interseksi sosial dengan parameter agama dan pendidikan

Pak Buyung: suku Minangkabau, sarjana, beragama Islam, pengusaha.

Pak Bejo: suku Jawa, sarjana, beragama Islam, Pegawai Negeri Sipil.

Bila terjadi proses interaksi sosial dalam struktur sosial masyarakat multikultural, akan mendukung tercapainya integrasi sosial.(Interseksi sosial berdampak positif terhadap integrasi sosial)

  1. Konsolidasimerupakan suatu proses penguatan atau peneguhan keanggotaan individu atau beberapa kelompok yang berbeda dalam suatu kelompok sosial melalui tumpang tindih keanggotaan.Contoh dari konsolidasi adalah suku Melayu identik dengan Islam, suku Bali identik dengan agama Hindu, suku Cina identik dengan pedagang.Bila terjadi proses konsolidasi sosial dalam struktur sosial masyarakat multikultural, akan menghambat tercapainya integrasi sosial. (Konsolidasi sosial, tanpa diiringi perasaan nasionalisme, berdampak negatif terhadap integrasi sosial.)

  2. Mutual Akulturasi

Akulturasi yang terjadi karena dua budaya atau lenih penyuusunnya saling menguntungkan. Contohnya akulturasi masakan padang ke masyarakat jawa.

  1. Primordialismeadalah suatu pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawanya sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada pada lingkungan pertamanya sehingga membentuk sikap tertentu.

Contoh primordialisme:

  • Membentuk partai politik berdasarkan paham, ideologi, atau keterikatan pada faktor-faktor seperti suku bangsa, agama, dan ras

  • Memberikan prioritas atau perlakuan istimewa kepada orang-orang yang berasal dari daerah, suku bangsa, agama, atau ras tertentu.

  1. Stereotip Etnis

gambaran subjektif mengenai suku bangsa lain. Walaupun ruang lingkup pengertiian stereotip ini mengandung makna penilaian yang positif dan negatif tetapi kebanyakan yang muncul dalam masyarakat adalah stereotif etnis yang berupa negatif

Contohnya: menganggap orang Ambon selalu berperangai kasar, menganggap gadis sunda itu materialistik.

  1. Politik Aliran (sekterian)ideologi nonformal yang dianut oleh anggota organisasi politik dalam suatu negara.
    Contoh : Partai Demokrat, PKS, PDI dsb.

  2. Nasionalisme

Rasa cinta terhadap tanah air. Nasionalisme yang berlebihan akan menimbulkan chauvinisme yaitu sikap meremehkan bangsa lain.

  1. Salah satu akibat keanekaragaman dalam masyarakat adalah menimbulkan beragam perilaku dalam masyarakat, antara lain:

  1. Cara berbusana

  2. Berbahasa dan gaya bicara

  3. Pola komunikasi nonverbal

  4. Penyebutan gelar, pangkat dan jabatan

  5. Seragam yang dipakai

  6. Tipe/bentuk dan letak pemukiman

  7. Kegiatan rekreasi, olahraga dan kegemaran

  8. Selera makan

  1. Alternatif pemecahan masalah yang ditimbulkan oleh keanekaragaman dan perubahan kebudayaan:

  1. Asimilasi

  2. Pemisahan diri

  3. Integrasi

  4. Pluralisme

  1. Beberapa sikap kritis yang harus dikembangkan dalam masyarakat yang beraneka ragam:

  1. Mengembangkan sikap saling menghargai (toleransi) terhadap nilai dan norma yang berbeda-beda dari anggota masyarakat yang kita temui, tidak mementingkan ras, etnis atau agamanya sendiri.

  2. Meninggalkan sikap primordialisme terutama yang menjurus pada etnosentrisme dan ekstrimisme yang berlebihan.

  3. Menegakkan supremasi hukum.

  4. Mengembangkan rasa nasionalisme melalui penghayatan wawasan berbangsa dan bernegara namun menghindarkan sikap chauvinisme yang akan mengarah pada sikap menutup diri dan sikap ekstrim akan perbedaan kepentingan dengan masyarakat yang berada di negara lain.

  5. Menyelesaikan konflik dengan cara yang akomidatif melalui mediasi, kompromi dan adjudifikasi.

  6. Mengembangkan kesadaram sosial dan menyadari peranan bagi setiap individu terutama pemegang kekuasaan dan penyelenggara kenegaraan secara formal.

  1. Langkah-langkah penanganan sosial budaya menuju integrasi:

  1. Transmigrasi

  2. Pembangunan daerah terisolir

  3. Otonomi daerah

  4. Pemerataan pendidikan

  5. Pemerataan pembangunan

  6. Perbaikan sarana pendidikan

  1. Pengaruh Terbentuknya Masyarakat Multikultural terhadap Kehidupan Masyarakat

  1. Konflik

Kondisi kemajemukan berpengaruh terhadap munculnya potensi:

  • konflik horizontal (dalah Konflik yang terjadi antar individu atau kelompok yang sekelas atau sederajat.)

Contoh konflik horisontal:

Konflik antara petani cabai dengan petani tomat

Tawuran antara mahasiswa fakultas teknik dengan mahasiswa fakultas hukum

Perkelahian sesama tukang ojek karena rebutan penumpang

  • Koflik vertikal (Konflik yang terjadi antar individu atau kelompok yang kedudukannya tidak sama dalam masyarakat)).

Contoh konflik vertikal:

    • Misalnya konflik antara buruh pabrik dengan manager

    • Konflik antara mentri dan presiden

    • Konflik antara ketua dan sekretaris dalam suatu organisasi

  1. Munculnya sikap primordialisme.

Primordialisme : paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak lahir, baik mengenai tradisi, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya.Contoh perilaku primordial :

    1. Membentuk partai politik berdasarkan paham, ideologi, atau keterikatan pada faktor-faktor seperti suku bangsa, agama, dan ras

    2. Memberikan prioritas atau perlakuan istimewa kepada orang-orang yang berasal dari daerah, suku bangsa, agama, atau ras tertentu.

  1. Munculnya sikap etnosentrisme.

Etnosentrisme : sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. Contoh sikap etnosentrisme: Sudah puluhan tahun keluarga Pak Slamet (suku Jawa) merantau di daerah Bitung, Sulawesi Utara. Selama berinteraksi dengan lingkungan barunya, mereka masih memegang prinsip dan budaya asalnya.

  1. Munculnya sikap fanatik dan ekstrem.

Fanatik : sangat kuat meyakini ajaran atau mendukung suatu kelompok. Kerusuhan antarsuporter sepak bola merupakan contoh negatif perilaku masyarakat multikultural yang didasari: fanatisme.Ekstrem : fanatik, sangat keras dan teguh. Seorang ekstremis menganggap bahwa hanya pendapat kelompok sendirilah yang benar dan menolak pendapat dari luar kelompoknya. Dalam kehidupan multikultural, sikap ekstrem tersebut dapat merusak upaya untuk memperkuat proses: integrasi.

  1. Politik Aliran : ideologi nonformal yang dianut oleh anggota organisasi politik dalam suatu negara.Contoh: PDI, PKS.Dampak positif dari berkembangnya politik aliran yang terwujud dengan banyaknya partai politik adalah: beragam saluran aspirasi.





Tidak ada postingan.
Tidak ada postingan.